Kementerian Hukum dan Kementerian Kebudayaan Sepakat Perkuat Pelindungan Kekayaan Intelektual Budaya Indonesia

Jakarta – Kementerian Hukum dan Kementerian Kebudayaan resmi menandatangani Nota Kesepahaman tentang Dukungan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Bidang Hukum dan Kebudayaan. Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Hukum Supratman Andi Agtas dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Graha Utama Gedung A, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada Jumat, 14 Maret 2025.

Menurut Supratman, kerja sama ini tidak hanya untuk melindungi hasil karya budaya bangsa dari penyalahgunaan, tetapi juga untuk mendorong pemajuan kebudayaan Indonesia dengan memberikan penghargaan yang pantas kepada pencipta, seniman, dan pelaku budaya.

“Dengan pelindungan yang baik terhadap kekayaan intelektual (KI), kita akan mendorong lebih banyak kreativitas dan inovasi yang nantinya akan memperkaya kebudayaan kita dan memperkuat posisi Indonesia di dunia Internasional,” ujar Supratman.

“Negara kita memiliki potensi besar dalam bidang kebudayaan, dan dengan dukungan penuh dari semua pihak, kita akan semakin memperkokoh posisi Indonesia di tingkat global. Saya berharap dengan penandatanganan ini, kita dapat mempercepat langkah-langkah konkret untuk pembangunan kebudayaan dan pelindungan KI yang lebih baik ke depannya,” tambah Supratman.

Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Razilu, bersama Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Restu Gunawan turut menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pelindungan Kekayaan Intelektual terhadap Objek Pemajuan Kebudayaan.

Razilu menekankan pentingnya pelindungan kekayaan intelektual (KI) dalam sektor kebudayaan untuk mencegah penyalahgunaan serta memastikan hak para pelaku budaya tetap terjaga. 

“Perjanjian kerja sama ini merupakan langkah untuk memberikan kepastian pelindungan hukum yang jelas dan kuat terhadap objek pemajuan kebudayaan. Kami ingin mendorong kesadaran akan pentingnya pencatatan dan pendaftaran KI bagi para pelaku budaya,” terang Razilu.

Lebih lanjut, Razilu menjelaskan bahwa kerja sama ini mencakup berbagai aspek strategis, mulai dari pemetaan dan inventarisasi data kebudayaan, pelindungan objek pemajuan kebudayaan sebagai KI, fasilitasi pencatatan dan pendaftaran KI, kolaborasi dalam permasalahan hukum KI, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). 

“Kami ingin memastikan bahwa setiap karya budaya, baik yang berwujud maupun tak berwujud, mendapatkan pelindungan hukum yang memadai. Ini bukan hanya tentang kepemilikan, tetapi juga tentang menjaga warisan budaya agar tetap lestari,” tegas Razilu.

Dalam hal penyelesaian sengketa hukum, Razilu menegaskan bahwa DJKI siap berkolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan untuk menguatkan prosedur penyelesaian sengketa atau permasalahan hukum KI di sektor budaya. 

“Kami memahami bahwa banyak objek budaya yang memiliki nilai historis tinggi dan rentan terhadap klaim pihak lain. Oleh karena itu, sinergi dalam hal advokasi hukum dan penyelesaian sengketa menjadi salah satu prioritas dalam kerja sama ini,” katanya.

Selain itu, peningkatan kapasitas SDM juga menjadi bagian penting dalam PKS ini. Razilu menyoroti perlunya edukasi yang lebih luas terkait kekayaan intelektual di sektor kebudayaan. 

“Kami akan mengadakan pelatihan, sosialisasi, dan pendampingan bagi para pelaku budaya, agar mereka memahami hak dan kewajiban mereka dalam sistem pelindungan kekayaan intelektual,” ucap Razilu.

Razilu juga berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak positif yang luas bagi pemajuan kebudayaan nasional. “Dengan pelindungan yang lebih kuat, kita bisa mendorong lebih banyak inovasi dan kreativitas dalam kebudayaan. Ini juga akan membantu meningkatkan daya saing budaya Indonesia di tingkat global,” pungkasnya.



LIPUTAN TERKAIT

Jaga Warisan Lewat Indikasi Geografis

Lukisan Kamasan merupakan salah satu Indikasi Geografis dari Desa Kamasan, Provinsi Bali, yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum. Lukisan tersebut sudah ada sejak zaman kerajaan dan sampai saat ini masih dijaga kelestariannya. Hal tersebut disampaikan oleh Gede Weda Asmara selaku Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Lukisan Kamasan Bali dalam Podcast Obrolan Kreatif dan Inovatif Kekayaan Intelektual (OKE KI) dalam gelaran INACRAFT 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) pada Minggu, 9 Februari 2025.

Minggu, 9 Februari 2025

Tenun Buna Insana: Kisah Cinta dan Perjuangan Mama-mama Melindungi Warisan Budaya NTT

Di sebuah galeri sederhana yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, deretan Tenun Buna Insana terpajang bak lukisan yang merangkai kisah kehidupan. Motif-motif berbentuk pengait menyerupai huruf Z berbicara dalam keheningan, menyampaikan warisan leluhur yang dijaga dengan penuh cinta dan ketekunan oleh mama-mama setempat. Di setiap helaian benang yang tersulam, ada peluh, doa, dan cerita tentang harapan.

Senin, 23 Desember 2024

DJKI Serahkan Sertifikat IG Kopi Robusta Merapi Sleman, Dorong Produk Lokal Mendunia

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu menyerahkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) Kopi Robusta Merapi Sleman kepada Bupati Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo pada Kamis, 19 Desember 2024, di Lapangan Pemerintah Daerah Sleman.

Kamis, 19 Desember 2024

Selengkapnya