Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyerahkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) Tenun Bumpak Seluma kepada Pemerintah Daerah Seluma yang dalam hal ini diterima langsung oleh Bupati Seluma pada Jum’at, 26 Juli, 2024, di Kantor DJKI.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati atas kontribusinya dalam mendorong kekayaan intelektual (KI) di Kabupaten Seluma, khususnya terkait Indikasi Geografis (IG) yang dalam kesempatan hari ini rencananya akan diserahkan sertifikat IG-nya,” ucap Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Min Usihen.
Selanjutnya, Min juga menyampaikan bahwa di samping untuk melestarikan budaya, pendaftaran IG juga bertujuan untuk meningkatkan nilai sebuah produk dikarenakan untuk mempertahankan sertifikat tersebut, produk IG yang sudah terdaftar harus dapat menjaga kualitas dan karakteristis dari produk yang dihasilkan.
“Harapannya, dengan terdaftarnya Tenun Bumpak Seluma sebagai IG dapat membantu dalam mempromosikan bahkan sampai dengan komersialisasi yang berujung dengan peningkatan ekonomi, tidak hanya di daerah tapi juga nasional,” ujar Min.
Tenun Bumpak Seluma sendiri sudah terdaftar di DJKI sejak tanggal 24 Juni 2024 dengan nomor permohonan IDG000000146. Kerajinan ini sudah ada sejak zaman penjajahan bangsa Belanda di Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Seluma. Namun, menurut para perajin Tenun Bumpak Seluma, tenun ini mulai dikenal dan dikembangkan kembali sejak tahun 1977.
Motif utama Tenun Bumpak Seluma pada masa awal produksinya terdiri dari Empang Lawayan dan atau Ulagh Panggang, serta adanya Apit Pengadang pada setiap motif. Namun, seiring berkembangnya zaman, inovasi, dan kreatifitas terus dikembangkan oleh para perajin sehingga tenun ini menemukan ciri khasnya sendiri dibandingkan tenun-tenun lainnya.
Di sisi yang sama, Bupati Seluma, Erwin Octavian menyampaikan bahwa Kabupaten Seluma memiliki banyak potensi KI yang beragam, salah satunya Tenun Bumpak Seluma yang sudah terdaftar di DJKI. Selain tenun, ada beberapa IG lainnya yang diproduksi di Kabupaten Seluma, di antaranya padi, jengkol, dan durian.
“Durian yang diproduksi di Kabupaten Seluma ini memiliki ciri khas yang unik. Jika durian lainnya memiliki warna kuning, coklat, atau hijau, durian Kabupaten Seluma berwarna ungu. Harapan kami kedepannya produk IG lainnya juga dapat didaftarkan dan mendapatkan sertifikat pelindungan seperti Tenun Bumpak Seluma,” pungkas Erwin.
Sebagai informasi, pada kesempatan ini turut hadir Sekretaris DJKI Anggoro Dasananto, Direktur Merek dan Indikasi Geografis Kurniaman Telaumbanua, dan Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bengkulu Santosa beserta rombongan.
Tenun Ikat Amarasi, warisan budaya leluhur masyarakat Kabupaten Kupang, semakin dekat untuk mendapatkan pengakuan dan pelindungan hukum secara nasional. Pemerintah Kabupaten Kupang, melalui Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenun Ikat Amarasi, tengah gencar mengupayakan pendaftaran Indikasi Geografis untuk produk tenun khas daerah ini.
Selasa, 26 November 2024
Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), saat ini tengah berupaya dalam melakukan pelestarian warisan budaya melalui pendaftaran Indikasi Geografis ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum untuk produk Kain Tenun Buna Insana TTU. Tenun ini merupakan salah satu ikon budaya daerah.
Kamis, 21 November 2024
Pelindungan indikasi geografis (IG) merupakan hal yang sangat penting bagi para petani, di mana dengan mendaftarkan produk mereka sebagai IG dapat menambah nilai jual dari produk tersebut. Hal ini disampaikan oleh Yuslisar Ningsih selaku narasumber dalam kegiatan Geographical Indication (GI) Goes to Marketplace di Kabupaten Bantaeng pada Kamis, 7 November 2024
Sabtu, 9 November 2024
Selasa, 26 November 2024
Selasa, 26 November 2024
Senin, 25 November 2024