Tindaklanjuti Proposal AS terkait Penegakan Hukum KI pada kerangka APEC, DJKI Lakukan Diskusi Dengan Pemerintah AS

Jakarta – Direktorat  Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mengikuti rapat bersama dengan Pemerintah Amerika Serikat, dalam hal ini United States Patent and Trademark Office (USPTO) dan United States Trade Representative (USTR), berkaitan dengan proposal yang diajukan oleh US dalam forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) terkait penegakan hukum kekayaan intelektual (KI), yaitu Pathfinder Initiative Proposal on Effective Enforcement Practices Addressing the Streaming of Protected Content and Illicit Streaming Devices and Applications pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Pihak Indonesia memerlukan informasi lebih lanjut terkait program yang akan dijalankan di bawah proposal tersebut.

“Dalam penegakan hukum tersebut, ada beberapa program yang akan dilaksanakan. Beberapa program mungkin sudah familiar diikuti oleh DJKI, seperti seminar, workshop, dan kegiatan sosialisasi lainnya,” ujar Michelle Yang selaku perwakilan dari United States Trade Representative (USTR).

“Tidak hanya itu, kami juga menerima dengan tangan terbuka untuk masukan dan saran yang diberikan terkait dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Peter Fowler selaku Senior Counsel di USPTO juga menjelaskan secara singkat mengenai pathfinder yang berkaitan dengan praktik penegakan hukum yang efektif dalam mengatasi streaming konten yang dilindungi serta aplikasi dan perangkat streaming ilegal.

“Sudah lama APEC tidak memiliki pathfinder terkait KI, terakhir merupakan pathfinder yang berkaitan dengan rahasia dagang dan camcording. Sebenarnya yang dilakukan bukan merupakan hal-hal baru, mengingat Indonesia sudah sering melakukan penegakan KI melalui metode pencegahan atau sosialisasi,” jelas Peter.

“Selain itu, kegiatan yang ingin dilakukan tidak harus diinisiasi dari kami. Para negara yang mendukung program ini juga bisa menginisiasi sebuah kegiatan dengan mengajukan proposal dan menggelarnya,” lanjutnya.

Di sisi yang sama, Direktur Teknologi Informasi KI Dede Mia Yusanti juga meminta klarifikasi terkait dengan keuntungan atau efek yang akan diterima Indonesia jika mendukung program tersebut.  

“Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa beberapa tahun belakangan Indonesia masih belum bisa terlepas dari Priority Watch List (PWL) yang dikeluarkan oleh USTR. Kami berharap bahwa partisipasi kami dalam pelaksanaan kegiatan ini bisa dijadikan pertimbangan dalam membantu kami keluar dari daftar PWL,” ucap Dede.

Tidak hanya itu, Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa KI Anom Wibowo juga menyampaikan hal serupa pada rapat tersebut. Anom juga menyampaikan beberapa pencapaian yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam penegakan hukum KI.

“Salah satunya, DJKI telah menyelesaikan masalah terkait dengan penjualan sparepart motor palsu yang dijual secara online. Hal tersebut memberikan dampak yang luar biasa di kalangan masyarakat Amerika. Walaupun dikatakan bahwa keluarnya Indonesia dari PWL tergantung dari laporan Asosiasi Industri, tetapi kami juga membutuhkan dukungan dari kalian untuk keluar dari PWL,” pungkas Anom. 

Sebagai tambahan informasi, kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari USTR dan beberapa perwakilan dari Direktorat Kerja Sama dan Pemberdayaan KI. Kegiatan ini nantinya akan dilanjutkan kembali setelah adanya keputusan dari DJKI dalam mendukung program tersebut. 

 



LIPUTAN TERKAIT

Satgas IP Task Force Perkuat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual di Ranah Digital

Menjawab tantangan tren pelanggaran kekayaan intelektual (KI) yang semakin marak melalui platform belanja daring dan sistem elektronik, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menggelar Rapat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual bersama Satuan Tugas (Satgas) IP Task Force di Ruang Rapat DJKI Lantai 7, Jakarta, pada Kamis, 17 April 2025.

Kamis, 17 April 2025

Bahas Transformasi Digital di Bidang KI, DJKI Hadir dalam Forum WILD

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia berpartisipasi aktif dalam acara WIPO ICT Leadership Dialogue (WILD) yang berlangsung pada 14 hingga 16 April 2025. Keikutsertaan DJKI dalam forum global yang terselenggara di Kantor WIPO tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman terkait strategi digital, tantangan transformasi, dan praktik terbaik dalam lingkup administrasi dan layanan kekayaan intelektual (KI).

Rabu, 16 April 2025

Dirjen KI Terima Audiensi GNIK Bahas Program Pengembangan Talenta

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menerima audiensi dari Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Kantor DJKI, pada Selasa, 16 April 2025. Kunjungan yang mempertemukan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu dengan Ketua Steering Committee GNIK Yunus Triyonggo ini membahas kolaborasi dalam penguatan manajemen pengembangan talenta bagi aparatur sipil negara khususnya DJKI. Kolaborasi ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia unggul berbasis lima pilar strategis: manajemen modal manusia, kepemimpinan, pemahaman bisnis, ekonomi hijau, serta literasi dan keterampilan digital. Dengan harapan kolaborasi antara DJKI dan GNIK dapat melahirkan generasi pemimpin masa depan yang kompeten, adaptif, dan visioner.

Rabu, 16 April 2025

Selengkapnya