Hampir 90% Pelaku Usaha Sektor Ekonomi Kreatif Indonesia Belum Miliki Pelindungan Kekayaan Intelektual

Jakarta  -  Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan Kekayaan Intelektual Sri Lastami menjelaskan bahwa tingkat pelindungan kekayaan intelektual di Indonesia masih rendah, bahkan di antara pelaku usaha ekonomi kreatif. Hal ini menurutnya perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah mengingat dampak pelindungan KI sangat besar terhadap perekonomian negara.

“Kontribusi kekayaan intelektual terhadap Produk Domestik Bruto baru 7% sedangkan di AS 41% dan Uni Eropa mencapai 47%. Pemerintah perlu sinergi erat untuk meningkatkan terus angka kontribusi ini,” ujar Sri Lastami pada PRA-RAKORNAS II, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 24 November 2023 melalui Zoom Meeting.

Lastami optimis bahwa Indonesia juga bisa menjadi negara maju jika ekonomi kreatif mendapat perhatian lebih. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) sendiri saat ini telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2022 tentang Pembiayaan Ekonomi Kreatif. Regulasi ini memungkinkan pelaku ekonomi kreatif untuk mendapatkan pendanaan untuk berkarya. 

Lastami melanjutkan bahwa kekayaan intelektual juga bisa menjadi menjadi citra identitas suatu bangsa. Hal ini dapat dilakukan apabila seluruh elemen masyarakat bahu membahu membangun kekayaan intelektual yang unik dari setiap daerah. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang bisa dilindungi sebagai kekayaan intelektual komunal.

Untuk itu, DJKI menjalankan sejumlah program untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya kekayaan intelektual. Beberapa program tersebut di antaranya adalah Mobile Intellectual Property Clinic, Satu Jam Bersama Menkumham, IP Tourism, IP Talks, Patent Examiners Go To Campus, dan DJKI Mengajar untuk penguatan literasi kekayaan intelektual di level pembangunan sistem.

“Selain itu, kami akan terus meningkatkan kualitas pelayanan setelah peluncuran POP Hak Cipta dan POP Merek yang memungkinkan masyarakat mencatatkan hak cipta dan memperpanjang pelindungan merek dalam 10 menit,” lanjut Lastami.

Sistem tersebut telah memotong lamanya proses permohonan pelindungan kekayaan intelektual yang awalnya memakan waktu berhari-hari hingga menjadi beberapa menit saja. Dampak dari kedua perbaikan sistem online tersebut adalah peningkatan pencatatan dan pendaftaran KI yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Ditambah lagi, DJKI juga memberikan insentif tarif khusus untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah, dan perguruan tinggi. Mereka juga akan mendapatkan pembebasan biaya tahunan paten untuk 5 tahun pertama ketika patennya telah didapatkan. 

Terakhir, Lastami mendorong dibangun dan diimplementasikannya strategi kebijakan nasional kekayaan intelektual berbasis ekosistem kekayaan intelektuali yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan sebagai bagian yang tidak terpisah dari Strategi Pembangunan Ekonomi Nasional.

 



LIPUTAN TERKAIT

Pelindungan KI di Papua Meningkat, Dirjen KI Terima Audiensi Kantor Wilayah Kemenkum Papua

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum menerima audiensi dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kanwil Kemenkum) Papua di Kantor DJKI, pada Kamis, 08 Mei 2025. Kunjungan ini disambut langsung oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Razilu didampingi Direktur Teknologi Informasi Ika Ahyani Kurniawati dengan Kepala Kanwil Kemenkum Papua Anthonius M Ayorbaba membahas terkait laporan kegiatan yang diselenggarakan saat Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Tahun 2025 pada 26 April lalu. Kanwil Kemenkum Papua berhasil mencatat pencapaian luar biasa, yakni menerbitkan sebanyak 3.960 sertifikat kekayaan intelektual, yang terdiri dari pendaftaran merek, hak cipta, dan desain industri. Angka tersebut jauh melampaui target awal sebanyak 1.000 pendaftaran dari tahun 2021 hingga 2025. Pencapaian ini menjadi bukti antusiasme atas meningkatnya kesadaran masyarakat Papua terhadap pentingnya pelindungan kekayaan intelektual.

Kamis, 8 Mei 2025

Pertemuan Bilateral DJKI-KIPO Bahas Kerja Sama di Bidang Akademi dan Patent Prosecution Highway

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan Korean Intellectual Property Office (KIPO) di sela-sela Pertemuan ASEAN Working Group on Intellectual Property Cooperation (AWGIPC) ke-75 yang diadakan pada 6 Mei 2025 di Siem Reap, Kamboja. Pertemuan ini untuk membahas perkembangan informasi kekayaan intelektual (KI) di antara kedua negara.

Selasa, 6 Mei 2025

DJKI Hadiri Pertemuan AWGIPC ke-75 di Siem Reap, Kamboja

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Razilu memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan ASEAN Working Group on Intellectual Property Cooperation (AWGIPC) ke-75 yang diadakan pada 5 s.d. 9 Mei 2025 di Siem Reap, Kamboja. Pihaknya menyampaikan, pertemuan ini dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan dari kantor kekayaan intelektual (KI) negara-negara anggota untuk membahas beragam isu KI.

Selasa, 6 Mei 2025

Selengkapnya