DJKI Terima Kunjungan DPRD Kabupaten Cianjur Bahas Rancangan Perda KIK

Jakarta - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menerima kunjungan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Cianjur dalam rangka Koordinasi dan Konsultasi konsepsi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Cianjur terkait Kekayaan Intelektual Komunal pada Senin, 18 November 2024, di Kantor DJKI.

Kabupaten Cianjur yang terletak di Jawa Barat memiliki beberapa produk kekayaan intelektual (KI), salah satunya produk Indikasi Geografi Beras Cianjur yang sudah terdaftar dengan nomor registrasi IDG000000034 sejak tahun 2018.

Dalam kesempatan ini, Direktur Kerja Sama dan Edukasi, dalam hal ini diwakili oleh Ketua Tim Kerja Sama Luar Negeri Marchienda menyampaikan secara umum terkait tugas dan fungsi DJKI dalam sistem KI di Indonesia. Dia menyampaikan bahwa dalam mengelola sistem KI, DJKI berpedoman kepada empat pilar, di antaranya penciptaan karya intelektual, perolehan pelindungan KI, penegakan hukum, dan komersialisasi KI.

“KIK  merupakan salah satu rezim KI yang kepemilikannya bersifat komunal dan memiliki nilai ekonomis dengan tetap menjunjung tinggi nilai moral, sosial, dan budaya bangsa,” jelas Marchienda

“Selain itu, kepemilikan KIK bersifat inklusif yang berarti dapat melibatkan pihak yang memiliki komitmen untuk merawat, menjaga, memelihara, mengembangkan, dan menggunakan KIK,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Laina Sitohang selaku Ketua Tim Kerja KIK juga menjelaskan mengenai pentingnya inventarisasi KIK guna memperkuat kedaulatan dan bukti kepemilikan KIK Indonesia. 

“Tidak hanya itu, inventarisasi KIK juga berguna untuk melindungi hak masyarakat adat, mencegah pemanfaatan KIK tanpa izin, dan/atau pembagian manfaat  yang tidak adil,” ucapnya.

Selanjutnya, Laina juga menjelaskan mengenai pentingnya inventarisasi KIK dalam Raperda Kabupaten Cianjur, di antaranya adalah memperkuat kedaulatan KIK Indonesia, memperkuat bukti kepemilikan, dan peringatan dini bagi pihak asing yang berniat jahat/curang. Pemanfaatan KIK sendiri telah diatur dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2022. 

“Inventarisasi KIK ini menjadi penting dikarenakan KIK sendiri dapat bernilai ekonomi. Contohnya seperti KIK dari Bali, yaitu Kain Endek Bali yang menjadi terkenal di kalangan Eropa karena pemanfaatan Tenun Ikat Endek oleh desainer ternama Christian Dior di tahun 2021,” ujar Laina.

“Dari pemanfaatan Tenun Ikat Endek ini, para pengrajin mendapatkan keuntungan melalui akses dan pembagian keuntungan yang didapatkan dari pencantuman penggunaan Kain Endek Bali. Oleh sebab itu, kami mendorong masyarakat untuk dapat memaksimalkan potensi KIK di daerah demi mendorong peningkatan ekonomi di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya. (DMS/SAS)

 



LIPUTAN TERKAIT

Satgas IP Task Force Perkuat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual di Ranah Digital

Menjawab tantangan tren pelanggaran kekayaan intelektual (KI) yang semakin marak melalui platform belanja daring dan sistem elektronik, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menggelar Rapat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual bersama Satuan Tugas (Satgas) IP Task Force di Ruang Rapat DJKI Lantai 7, Jakarta, pada Kamis, 17 April 2025.

Kamis, 17 April 2025

Bahas Transformasi Digital di Bidang KI, DJKI Hadir dalam Forum WILD

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia berpartisipasi aktif dalam acara WIPO ICT Leadership Dialogue (WILD) yang berlangsung pada 14 hingga 16 April 2025. Keikutsertaan DJKI dalam forum global yang terselenggara di Kantor WIPO tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman terkait strategi digital, tantangan transformasi, dan praktik terbaik dalam lingkup administrasi dan layanan kekayaan intelektual (KI).

Rabu, 16 April 2025

Dirjen KI Terima Audiensi GNIK Bahas Program Pengembangan Talenta

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menerima audiensi dari Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Kantor DJKI, pada Selasa, 16 April 2025. Kunjungan yang mempertemukan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu dengan Ketua Steering Committee GNIK Yunus Triyonggo ini membahas kolaborasi dalam penguatan manajemen pengembangan talenta bagi aparatur sipil negara khususnya DJKI. Kolaborasi ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia unggul berbasis lima pilar strategis: manajemen modal manusia, kepemimpinan, pemahaman bisnis, ekonomi hijau, serta literasi dan keterampilan digital. Dengan harapan kolaborasi antara DJKI dan GNIK dapat melahirkan generasi pemimpin masa depan yang kompeten, adaptif, dan visioner.

Rabu, 16 April 2025

Selengkapnya