Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum terus memperluas akses edukasi kekayaan intelektual (KI) melalui platform Edukasi Kekayaan Intelektual Indonesia (EKII). Inisiatif ini dirancang untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan KI yang relevan dengan kebutuhan inovasi.
Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Razilu, menyampaikan bahwa EKII dirancang untuk menjangkau semua kalangan masyarakat, mulai dari ilmuwan, pengusaha, musisi, desainer, hingga pemilik usaha kecil.
“Kekayaan Intelektual (KI) adalah untuk semua orang, di mana pun. Apakah Anda seorang ilmuwan atau pengusaha, musisi, pemilik usaha kecil, diplomat, desainer atau siapa pun dengan invensi, karya, atau kreasi baru, maka KI adalah untuk Anda. Oleh karena itu, sangat penting bahwa pengetahuan dan keterampilan KI tersedia untuk semua,” tegas Razilu.
Sejak pertengahan tahun 2024, EKII telah menjadi motor penggerak pembelajaran KI di Indonesia. Melalui kombinasi metode pembelajaran tatap muka dan daring (e-learning), peserta dari berbagai daerah di Indonesia telah mendapatkan manfaat dari program ini.
EKII tidak hanya menawarkan materi umum dan teknis seputar KI, tetapi juga terus bertransformasi untuk menjawab tantangan global. Kurikulum yang tersedia kini lebih fokus pada penerapan praktis KI di sektor bisnis, perdagangan, dan keuangan.
“Kami telah menata portofolio pembelajaran kami, melampaui transfer pengetahuan teknis dan aspek hukum KI, untuk fokus pada pengembangan keterampilan praktis KI, terutama di sekitar aspek bisnis, perdagangan, dan keuangannya,” jelas Razilu.
Transformasi ini menunjukkan bahwa DJKI memahami pentingnya keterampilan praktis dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan intelektual, terutama di tengah tren global yang mendorong inovasi dan kewirausahaan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi.
Razilu juga mengajak masyarakat luas untuk memanfaatkan platform EKII, baik mereka yang berkarir di bidang KI maupun yang hanya ingin memahami konsep KI untuk kehidupan sehari-hari.
“Apakah Anda berkarir di bidang KI, atau hanya ingin tahu untuk keperluan kehidupan sehari-hari Anda, EKII dapat membantu Anda. Kami berharap Anda menemukan portofolio program ini bermanfaat dan menginspirasi, dan Anda menemukan kursus yang tepat untuk Anda,” tutupnya.
Melalui laman EKII, pengguna dapat menelusuri beragam program edukasi, lengkap dengan informasi seperti :
Judul dan deskripsi program
Jadwal pelaksanaan
Metode pembelajaran (daring/tatap muka)
Durasi program
Proses dan syarat pendaftaran
Setiap program juga dilengkapi halaman detail yang menyajikan tujuan pembelajaran, bahan ajar modul, profil instruktur, persyaratan peserta, hingga informasi mengenai sertifikat. Pendaftaran dilakukan secara daring melalui formulir yang tersedia, dan peserta akan mendapatkan notifikasi serta pengingat seputar jadwal melalui akun pengguna.
Bagi peserta yang menyelesaikan pembelajaran, EKII menyediakan sertifikat resmi sebagai bentuk pengakuan atas kompetensi yang telah diperoleh. Fitur-fitur ini mempertegas peran EKII sebagai pusat edukasi KI yang inklusif, modern, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat di era digital.
DJKI berharap tercipta masyarakat yang lebih sadar, cakap, dan siap bersaing dalam dunia yang makin digerakkan oleh inovasi dan kreativitas. (CRZ/SYL)
Sebuah desain tak sekadar estetika visual, namun juga memiliki nilai ekonomi. Inilah gagasan utama yang diangkat dalam OKE KI Seri Webinar #24 bertema “Nilai Daya Saing Desain Industri dalam Bisnis Furniture” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum pada Senin, 14 Juli 2025. Dalam kegiatan yang berlangsung interaktif ini, praktisi desain furniture dan akademisi Universitas Tarumanegara, Eddy Supriyatna Marizar hadir sebagai narasumber.
Senin, 14 Juli 2025
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial dan Tadabbur Alam dengan mengusung tema Membangun Semangat Hijrah dalam Meningkatkan Iman dan Amal Sholeh di Yayasan As-Zalika, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis, 10 Juli 2025.
Kamis, 10 Juli 2025
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) melihat masih kecilnya jumlah perguruan tinggi yang mengajukan paten di Indonesia dibandingkan keseluruhan jumlah universitas Indonesia. Meskipun secara keseluruhan perguruan tinggi menyumbang lebih dari 50% permohonan paten dalam negeri, baru sekitar 153 perguruan tinggi yang memegang paten. Fakta ini menjadi perhatian penting bagi DJKI dalam upayanya mewujudkan ekosistem kekayaan intelektual (KI) yang merata dan produktif.
Kamis, 3 Juli 2025
Senin, 14 Juli 2025
Selasa, 15 Juli 2025
Senin, 14 Juli 2025