61 PPNS KI Dilantik, Bantu Optimalkan Penegakkan Hukum Pelindungan KI

Kuantitas sumber daya Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kekayaan Intelektual (PPNS KI) saat ini tidak membatasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dalam melakukan penegakkan hukum pelindungan KI.

Terbukti dari jumlah penanganan aduan pelanggaran kekayaan intelektual yang terus meningkat secara signifikan sejak 2020 hingga 2022 dengan laporan pengaduan mencapai 46 kasus.

Namun, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM yang mumpuni harus selalu dilakukan sebagai bentuk pemeliharaan dan optimalisasi layanan yang prima.

Oleh karena itu, sebanyak 61 PPNS KI yang tersebar pada DJKI maupun Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) seluruh Indonesia dilantik secara hybrid di Hotel Mercure Convention Centre Jakarta dan melalui aplikasi Zoom pada Kamis, 8 Desember 2022. 

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Cahyo R. Muzhar menjelaskan bahwa implementasi penegakan hukum yang baik di Indonesia merupakan salah satu faktor esensial selain pertumbuhan ekonomi dan investasi untuk memperoleh kepercayaan publik.

“Dengan demikian, penguatan peran dan eksistensi PPNS dalam tugas penegakan hukum di tengah masyarakat sangatlah penting,” imbuhnya.

Hingga saat ini, jumlah PPNS KI aktif pada unit pusat ialah 23 orang dan pada Kanwil Kemenkumham Provinsi Aceh hingga Papua Barat berkisar 94 orang.

Akan tetapi, jumlah tersebut belum memasuki jumlah ideal PPNS dengan beban tugas yang ada yakni 5 orang per Kanwil dan jumlah yang lebih banyak untuk PPNS pusat dengan ruang lingkup kerja yang lebih luas sekaligus supervisi terhadap PPNS KI pada tiap wilayah.

Ruang lingkup yang lebih luas untuk PPNS KI pada DJKI termasuk juga untuk mendukung dan terlibat dalam langkah preventif pelanggaran KI melalui program unggulan DJKI 2023 mengenai sertifikasi pusat perbelanjaan berbasis kekayaan intelektual.

Oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk menciptakan PPNS KI yang andal di periode mendatang.

Lebih lanjut, menurut Cahyo yang perlu diperhatikan bahwa PPNS harus mampu menangani perkara sekalipun terjadi di luar negeri yang berdampak pada hukum di Indonesia.

“Kasus yang ada saat ini sudah tidak hanya terfokus pada kasus di Indonesia saja. Saya harap, PPNS tidak membatasi penyidikannya di dalam negeri, tapi juga harus turut menganalisis kemungkinan pengambilan bukti, saksi dan perspektif dari negara lain,” harap Cahyo.

Sejalan dengan ekspektasi tersebut, Direktorat Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa DJKI bersama Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri di bawah naungan IP Task Force juga sedang mengkaji kerja sama dengan Federal Bureau of Investigation dalam penanganan perkara dugaan pelanggaran merek yang terjadi di Atlanta, The United State, oleh salah seorang warga negara Indonesia.

Dengan bertambahnya jumlah PPNS KI dan perkembangannya ke depan, diharapkan optimalisasi penegakkan hukum pelindungan KI dapat terealisasi dengan baik sehingga kepercayaan masyarakat akan pentingnya pelindungan kekayaan intelektual dapat terbangun. (AMO/SYL/IRM)



LIPUTAN TERKAIT

Satgas IP Task Force Perkuat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual di Ranah Digital

Menjawab tantangan tren pelanggaran kekayaan intelektual (KI) yang semakin marak melalui platform belanja daring dan sistem elektronik, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menggelar Rapat Koordinasi Penegakan Hukum Kekayaan Intelektual bersama Satuan Tugas (Satgas) IP Task Force di Ruang Rapat DJKI Lantai 7, Jakarta, pada Kamis, 17 April 2025.

Kamis, 17 April 2025

Bahas Transformasi Digital di Bidang KI, DJKI Hadir dalam Forum WILD

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia berpartisipasi aktif dalam acara WIPO ICT Leadership Dialogue (WILD) yang berlangsung pada 14 hingga 16 April 2025. Keikutsertaan DJKI dalam forum global yang terselenggara di Kantor WIPO tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman terkait strategi digital, tantangan transformasi, dan praktik terbaik dalam lingkup administrasi dan layanan kekayaan intelektual (KI).

Rabu, 16 April 2025

Dirjen KI Terima Audiensi GNIK Bahas Program Pengembangan Talenta

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menerima audiensi dari Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) di Kantor DJKI, pada Selasa, 16 April 2025. Kunjungan yang mempertemukan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu dengan Ketua Steering Committee GNIK Yunus Triyonggo ini membahas kolaborasi dalam penguatan manajemen pengembangan talenta bagi aparatur sipil negara khususnya DJKI. Kolaborasi ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia unggul berbasis lima pilar strategis: manajemen modal manusia, kepemimpinan, pemahaman bisnis, ekonomi hijau, serta literasi dan keterampilan digital. Dengan harapan kolaborasi antara DJKI dan GNIK dapat melahirkan generasi pemimpin masa depan yang kompeten, adaptif, dan visioner.

Rabu, 16 April 2025

Selengkapnya