Pekalongan - Afida, salah satu pelaku usaha batik di Pekalongan mengikuti konsultasi kekayaan intelektual (KI) pada stan layanan konsultasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) di Pameran Pekan Batik Nasional 2023. Ia melakukan konsultasi mengenai pelindungan KI atas produk miliknya.
“Saya datang ke pameran ini untuk mendapatkan informasi terkait kekayaan intelektual, terutama terkait hak cipta dan merek. Untuk istilah merek sendiri saya sudah lumayan akrab dan paham, namun saya belum mengenal dan mengetahui apa itu hak cipta,” ucap Afida.
Afida mengaku sangat tertarik mengetahui informasi mengenai KI, dikarenakan pengetahuan tersebut dapat membantunya untuk melindungi KI produk dan karya yang dia miliki.
“Di sini saya belajar tentang perbedaan hak cipta dan merek serta apa saja yang bisa dikategorikan sebagai hak cipta. Selain itu, dari pameran ini saya juga mengetahui bahwa merek yang saya ajukan pada tahun 2018 sudah terdaftar dan sertifikatnya sudah terbit," ujar Afida.
Afida mengaku sangat terbantu dengan layanan konsultasi DJKI ini. Afida berharap booth layanan DJKI ini akan terus hadir pada event-event selanjutnya dan membantu para pelaku usaha di Pekalongan untuk mendapatkan pelindungan KI atas produk-produk yang mereka miliki.
"Pelayanan dari DJKI sudah sangat bagus. Saya dijelaskan dengan sangat baik oleh para ahli di bidangnya dan kita juga mendapat wawasan yang sangat luas tentang kekayaan intelektual,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Pemeriksa Paten Ahli Utama DJKI, Mohammad Zainudin menyampaikan bahwa Batik bukan hanya kain yang indah, tetapi juga merupakan ekspresi budaya tradisional (EBT) yang telah menjadi jendela yang membuka diri pada karya budaya Indonesia.
"EBT mencakup semua unsur budaya yang diwariskan dari leluhur kita, seperti seni, musik, tarian, dan keterampilan termasuk batik. Melalui batik, kita tidak hanya merayakan warisan budaya kita, tetapi juga menghidupkannya kembali, memberikan makna baru, dan memastikan bahwa itu tetap relevan dalam dunia yang terus berubah," ujar Zainudin.
Zainudin menjelaskan pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam konteks batik juga tidak dapat diabaikan. Hak cipta dan merek yang menjadi bagian dari HKI menjadi perisai yang melindungi batik dan menghormati karya seniman serta produsen batik. Ini merupakan langkah penting untuk melestarikan dan mempromosikan batik sebagai warisan budaya.
"Hak cipta melindungi motif batik. Ini adalah kunci untuk memastikan bahwa kreativitas seniman dan perancang batik diberikan pengakuan dan pelindungan yang mereka layakkan. Sedangkan merek melindungi tanda yang dapat berupa nama atau logo untuk membedakan batik yang diproduksi dalam kegiatan perdagangan. Ini membantu menjaga standar kualitas dan keaslian, serta memberikan jaminan kepada konsumen bahwa mereka membeli produk batik asli," jelas Zainudin.
Pameran Pekan Batik Nusantara 2023 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dalam rangka Peringatan dan Perayaan Hari Batik Nasional ke–13 tahun 2023. Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 25 s.d. 29 Oktober 2023 di Lapangan Mataram Kota Pekalongan.
Sebagai informasi kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari DJKI, BUMN, BUMD, komunitas pencinta batik, perusahaan swasta, perguruan tinggi, dan 238 pelaku UMKM. Pada kegiatan tersebut DJKI berkesempatan untuk membuka stan Klinik KI bagi masyarakat yang ingin melakukan konsultasi KI dengan para ahli di bidang kekayaan intelektual.(YUN/SYL)
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menggelar kegiatan diskusi teknis mengenai pemanfaatan lagu atau musik atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya di The City Hotel Ambon, pada Jumat, 29 November 2024. Kegiatan ini akan dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan petunjuk teknis pengelolaan royalti.
Jumat, 29 November 2024
Sebanyak 900 peserta dari 158 negara anggota Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) menghadiri Diplomatic Conference on Design Law Treaty (DLT) yang diselenggarakan di King Abdul Aziz International Conference Centre (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, pada 11 s.d. 22 November 2024. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan penting berupa Riyadh Design Law Treaty yang akan memperkuat pelindungan desain industri secara global.
Jumat, 22 November 2024
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) optimis dapat mencapai target besar dalam pengelolaan kekayaan intelektual (KI) pada tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Razilu dalam penutupan Rapat Koordinasi (Rakor) Keuangan Program KI bersama dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum.
Jumat, 22 November 2024
Jumat, 29 November 2024
Jumat, 29 November 2024
Jumat, 29 November 2024