Sinergi Internasional Perangi Barang Palsu

Bangkok - Peredaran barang palsu yang hingga kini marak terjadi menyebabkan kerugian yang besar bagi konsumen, produsen, merek dan pendapatan pemasukan negara. Hal ini menjadi perhatian dan tugas semua pihak khususnya di regional negara - negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan Amerika untuk memberantas praktik pemalsuan barang.

 

“Para pelaku usaha dalam melakukan perdagangan telah memanfaatkan teknologi informasi, yaitu dengan melakukan transaksi perdagangan melalui media elektronik atau lokapasar. Hadirnya lokapasar membuat proses penjualan dan pembelian menjadi lebih mudah tetapi juga penuh tantangan karena semakin mudah beredarnya barang palsu,’’ tutur Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa Anom Wibowo pada 25 Oktober 2022.

 

Lebih lanjut, Anom menyampaikan bahwa dengan beredarnya barang palsu ini tentu akan merugikan khususnya untuk para konsumen. Mereka akan mendapatkan barang berkualitas rendah yang tidak sesuai dengan harapan, bahkan terdapat juga produk kesehatan palsu yang mengakibatkan kerugian kesehatan dan keselamatan konsumen.

 

Oleh karena itu, Peter N. Fowler selaku Senior Counsel for Enforcement, ASEAN Secretariat dan United States Patent Office (USPTO) mengatakan bahwa program atau pelatihan menjadi penting untuk meningkatkan pemahaman terhadap dampak barang palsu terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat. Tidak hanya itu, diperlukan juga suatu inovasi yang out of the box dalam penanganan terhadap barang-barang palsu yang makin marak peredarannya terutama di dunia digital. 

 

“Perlu adanya kerja sama dan kolaborasi yang baik antara institusi pemerintah, para pelaku usaha, dan para stakeholder dalam memerangi peredaran barang palsu guna terciptanya iklim pelindungan kekayaan intelektual (KI) yang baik, khususnya di masing-masing negara anggota ASEAN,” ujar Peter pada kegiatan ‘IndoPacific Regional Workshop on Handling, Storage, Disposal, and Destruction of Counterfeit Goods’ di Bangkok, Thailand. 

 

Adapun, penyimpanan barang bukti dan pemusnahan barang palsu sangat penting dilakukan dengan maksud dan tujuan agar barang bukti yang telah diperoleh dari suatu perkara tidak dapat digunakan dan diperjualbelikan kembali, serta disamping itu hal tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya penyalahgunaan barang bukti secara tidak bertanggung jawab oleh pihak lain atau pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

 

Di samping itu, kegiatan IndoPacific Regional Workshop on Handling, Storage, Disposal, and Destruction of Counterfeit Goods yang diselenggarakan oleh ASEAN Secretariat dan USPTO ini memiliki dampak positif bagi kerja sama penegak hukum di Bidang KI di regional Asia Tenggara dan Internasional. Pertemuan ini sebagai salah satu ajang kolaborasi para penegak hukum di negara-negara anggota ASEAN. 

 

Sebagai informasi, Kegiatan ini juga dihadiri oleh USPTO, Regional IP Attache for Southeast Asia, International Criminal Police Organization (Interpol), Homeland Security Investigation (HIS), International Trademark Association (INTA), International Narcotics Control Board (INCB), American Apparel and Footwear Association (AAFA), Ministry of Commerce and Thai Department of IP, dan beberapa perusahaan multinasional lainnya. dan negara-negara anggota ASEAN. (ver/dit)



LIPUTAN TERKAIT

DJKI dan Ditjen AHU Sinergi Evaluasi Tarif PNBP, Pastikan Layanan Publik Tetap Optimal

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menggelar audiensi dengan Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) pada Senin, 25 Maret 2025 di Gedung DJKI, Lantai 10. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Razilu dan diikuti oleh Direktur Jenderal AHU Widodo, dan para pimpinan tinggi pratama di lingkungan DJKI dan Ditjen AHU

Senin, 24 Maret 2025

Peran Penting Notaris dalam Pelindungan KI

Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Sesditjen KI) Andrieansjah menghadiri Seminar Kekayaan Intelektual yang diinisiasi Universitas Pelita Harapan pada 21 Maret 2025. Mengusung tema "Tanggung Jawab Notaris dalam Pembuatan Akta Kekayaan Intelektual: Tantangan dan Perkembangan Regulasi di Indonesia di Era Teknologi dan Digitalisasi Kekayaan Intelektual", Andrieansjah memberikan pemaparan materi tentang pelindungan dan kepastian hukum terhadap KI.

Jumat, 21 Maret 2025

Pelepasan Program Mudik Bersama 2025 Empat Kementerian: "Mudik Aman Sampai Tujuan"

Sebanyak 1.160 ASN dari empat kementerian, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Hukum dan HAM, Kementerian Hukum, Kementerian HAM, serta Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, mengikuti program Mudik Bersama dengan tema "Mudik Aman Sampai Tujuan" pada Jumat, 21 Maret 2025.

Jumat, 21 Maret 2025

Selengkapnya