Membangun Kuliner Indonesia Lewat Indikasi Geografis

Jakarta - Kuliner khas Indonesia memang terkenal menggunakan berbagai macam bumbu rempah-rempah produk indikasi geografis yang menjadikan cita rasa dan aroma yang khas. Oleh sebab itu Indonesia sering dijuluki "Ibu Rempah-rempah" karena kekayaan dan keanekaragaman rempah-rempahnya. 

“Indonesia patut berbangga karena kaya akan rempah - rempah yang di mana bernilai tinggi di pasar luar negeri,” tutur Chef Bara Pattiradjawane pada Inacraft 2023 di booth Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) ‘Jelajah Indikasi Geografis Indonesia’ Sabtu, 4 Maret 2023. 

“Dari rempah - rempah indikasi geografis tersebutlah memiliki peran penting dalam melahirkan masakan - masakan khas nusantara seperti rendang, soto, rawon, dan masih banyak lagi,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Chef Bara juga melakukan demo memasak dengan menu ayam pindang khas Jawa Tengah dan nasi goreng kebuli dengan menggunakan bahan baku produk indikasi geografis dari hasil bumi tanah air. Ada bareh solok dari Sumatera Barat, garam amed dari Bali, kayumanis koerintji dari Jambi, lada putih muntok dari Kepulauan Bangka Belitung, pala fakfak dari Papua Barat dan masih banyak lagi. 

“Oleh karena itu, pelindungan indikasi geografis menjadi sangat penting dan merupakan pondasi utama dalam keberjalanan mekanisme pasar yang sehat dan berdaya saing tinggi,” kata Chef Bara.

Lebih lanjut, menurutnya hal tersebut dapat memberikan manfaat bagi produsen untuk membangun masyarakat daerah dan mendorong kegiatan perekonomian daerah melalui kontribusi penciptaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani dan produsen, memberikan kontribusi terhadap nilai pasar daerah, serta kekuatan sosial masyarakatnya.

Dengan demikian, sektor kuliner makin terbuka lebar, dan tentu ini bisa menjadi pintu masuk bagi produk pertanian pangan indikasi geografis asli Indonesia untuk melakukan penetrasi pasar sekaligus meningkatkan peluang perdagangan dan arus investasi. 

Indikasi geografis sendiri adalah tanda yang menunjukkan dari mana suatu produk berasal, yang karena faktor geografis seperti alam dan manusia atau keduanya menghasilkan reputasi, kualitas, dan karakter tertentu. (Ver/Dit)



LIPUTAN TERKAIT

DJKI Lakukan Pencanangan Pelayanan Publik Berbasis HAM

Melaksanakan pelayanan publik yang cepat, tepat, berkualitas, dan non-diskriminatif merupakan komitmen Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang prima.

Senin, 25 Maret 2024

DJKI Lantik JFT Analis KI dan Arsiparis

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) melantik sejumlah pejabat fungsional tertentu (JFT) untuk jabatan arsiparis muda dan mada serta analis kekayaan intelektual pertama dan muda pada Senin, 25 Maret 2024 di Aula Oemar Seno Adjie, Jakarta Selatan. Pengambilan sumpah jabatan dari sejumlah 59 orang ini dilakukan melalui daring maupun luring.

Senin, 25 Maret 2024

Delegasi Indonesia Hadiri Pertemuan ANIEE ke-13 di Singapura

Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa Anom Wibowo menghadiri pertemuan Asian Network of Intellectual Property Enforcement Expert (ANIEE) di Singapura pada Jum’at, 22 Maret 2024.

Sabtu, 23 Maret 2024

Selengkapnya